Beranda » Posts tagged 'X.21.'

Tag Archives: X.21.

Standardisasi Parameter Berbagai Layanan Telekomunikasi Broadband Access yang Menggunakan Kabel Tembaga dan Fiber Optic (Versi 01)

Standarisasi JARLOKAT

Parameter Tahanan Isolasi

Tahanan isolasi bukan menjadi parameter yang dominan untuk sistem komunikasi data pada jaringan existing, dengan berdasarkan kepada:
a. Standar tahanan isolasi untuk xDSL minimum 1 MΩ (Standar dari ITU-T
L-19, 10/2000, Copper networks for new services and systems ISDN, HDSL, ADSL and UADSL).
b. Standar tahanan isolasi untuk ADSL minimum 3,5 MΩ (Standar dari 3M).
c. xDSL masih bekerja pada tahanan isolasi dibawah 10 MΩ (pengujian RisTI di STO GGK dan lab. 2002/2003).
Catatan:
a. Untuk kabel/jaringan baru (dalam haspel, instalasi baru) masih mengacu kepada standar PPJT 2000.
b. Pengukuran tahanan isolasi tetap diperlukan untuk mengukur kondisi isolasi kabel dari waktu ke waktu (pengukuran rutin bulanan).
3. Standar Parameter Elektris Jarlokat untuk Sistem Komunikasi Data
a. Redaman kabel atau attenuation (dB)
b. NEXT (dB)
c. FEXT (dB)
d. Tahanan Loop (Ω)
e. Impedansi (Ω)
f. S/N (dB)
Catatan: tidak ada urutan prioritas dari ke-6 parameter di atas, semuanya mempunyai kontribusi yang sama.

image

Pengukuran Redaman Kabel

Pengukuran redaman kabel disarankan tidak hanya pada frekuensi pilot atau frekuensi tengah, tetapi juga pada seluruh frekuensi kerja sistem.

image

Standar Parameter Elektris POTS untuk Jarlokat Eksisting

image

Tambahan:
a. NEXT dan FEXT tidak dipersyaratkan.
b. Pengukuran parameter elektris dilakukan end-to-end.
c. Definisi pengukuran end-to-end adalah pengukuran sistem, mulai MDF
sampai dengan KTB.

Standar Parameter Elektris Non-POTS/Broadband untuk Jarlokat Eksisting

image

image

Tambahan:

  • Tahanan loop  Konduktor saluran kawat tembaga diameter 0,4 mm = 2×150 Ohm = 300 Ohm/ km
  • Tahanan loop  Konduktor saluran kawat tembaga diameter 0,6 mm = 2×65 Ohm = 130 Ohm/km
  • Tahanan loop  Konduktor saluran tembaga diameter 0,8 mm = 2×36,6 Ohm = 73 Ohm/Km
  • NEXT dan FEXT tidak dipersyaratkan (optional).
  • Pengukuran parameter elektris dilakukan end-to-end (sistem, mulai MDF s.d. KTB).
  • Semua standar parameter di atas harus dipenuhi.
  • Sistem non-POTS menetapkan aturan quad dalam `implementasinya.
  • (*) berdasarkan data statistik

Standard Jarlokat untuk Pembangunan Baru

image

Tambahan:
a. Berlaku untuk semua diameter kabel.
b. Untuk kabel baru mengacu ke STEL kabel (STEL K).

Aturan Sistem Quad

image

  • Antar dua sistem xDSL direkomendasikan dipasang pada quad yang berbeda.
  • Demikian juga antara sistem xDSL dengan sistem non POTS.

Standarisasi Sistem xDSL

image
xDSL; x-Digital Subscriber Line.

Teknologi modem yang terdiri atas sepasang modem COT (Central of Terminal) dan ROT(Remote of Terminal) untuk aplikasi data kecepatan tinggi atau transmisi sinyal digital dengan media transmisi Jarlokat. x, berarti variant/jenis
teknologi DSL, misal : ADSL, SDSL, HDSL, ADSL Lite dan lainnya.

ADSL; Asymmetric DSL.

Teknologi modem xDSL dengan mode transmisi asimetrik untuk menyalurkan layanan data digital dan POTS secara bersamaan dengan menggunakan 1 (satu) pair kabel tembaga. ADSL mempunyai kemampuan pengiriman data digital s/d 8 Mbps ke pelanggan (downstream) dan 1 Mbps (upstream). ADSL mempunyai kemampuan rate adaptive. Antarmuka ADSL adalah Ethernet 10 Base-T dan ATMF-25. Antarmuka untuk POTS adalah RJ-11.

ADSL Lite/G.Lite.

Teknologi modem xDSL dengan mode transmisi asimetrik untuk menyalurkan layanan data digital dan POTS secara bersamaan dengan menggunakan 1 (satu) pair kabel tembaga. ADSL Lite mempunyai kemampuan pengiriman data
digital s/d 1,5 Mbps ke pelanggan (downstream) dan 512 Mbps (upstream). ADSL Lite mempunyai kemampuan rate adaptive. Antarmuka ADSL adalah Ethernet 10 Base-T. Antarmuka untuk POTS adalah RJ-11.

SDSL; Single-line DSL; Symmetric DSL.

Teknologi modem xDSL dengan mode transmisi simetrik 2 Mbps dan menggunakan 1 (satu) pair kabel tembaga. SDSL mempunyai kemampuan rate adaptive. Antarmuka SDSL adalah Ethernet 10 Base-T. SDSL tidak mempunyai
antarmuka POTS seperti halnya ADSL.
a. Rate adaptive; kemampuan modem xDSL untuk mengatur kecepatan aksesnya terhadap perubahan performansi jaringan kabel. Saat kondisi kabel jelek kecepatan modem akan turun, saat kondisi kabel bagus kecepatan modem akan naik secara otomatis.
b. DSLAM; DSL Access Multiplexer. Modem xDSL disisi sentral (COT) dengan kapasitas besar dan dapat memuat berbagai variant sistem xDSL dalam satu sistemnya (ADSL, SDSL, G.Lite, G.SHDSL, dll).
Antarmuka DSLAM ke arah jaringan transport/backbone umumnya berupa STM-1, E3, nxE1 IMA, dan 10/100 Base-T.

Persyaratan Umum xDSL

a. Jumlah perangkat xDSL yang akan diinstalasi harus disesuaikan dengan kebutuhan SSL (Satuan Sambungan Layanan). Untuk kebutuhan yang  relatif sedikit dalam satu area STO (misalnya dibawah 10 SSL) dapat menggunakan perangkat xDSL jenis stand-alone atau back-to-back.
Sedangkan untuk kebutuhan yang relatif sedang (misal s/d 50 SSL) dapat menggunakan perangkat xDSL jenis mini-DSLAM. Untuk kebutuhan mass market besar (misal diatas 200 SSL) dalam suatu area STO dapat menggunakan perangkat xDSL jenis DSLAM.
b. Mode transmisi perangkat xDSL : ATM dan Ethernet (IP).
c. Pemakaian pair kabel jarlokat untuk setiap sistem xDSL dipersyaratkan sebagai berikut:

ADSL : 1 pair.
• ADSL Lite/G.Lite : 1 pair.
• SDSL : 1 pair.
• G.SHDSL : 1 pair dan 2 pair.
• HDSL : 2 pair.
• VDSL : 1 pair.

Jika dibutuhkan aplikasi data digital dan POTS, maka jenis perangkat xDSL yang dipilih adalah: ADSL atau ADSL Lite/G.Lite. Jika hanya aplikasi data digital yang diberikan ke pelanggan, maka semua jenis xDSL dapat dipilih.
e. Jika mode transmisi yang dibutuhkan adalah simetrik (kecepatan kirim dan terima sama besar), maka jenis perangkat xDSL yang dapat dipilih adalah: SDSL, G.SHDSL, dan VDSL.
f. Jika mode transmisi yang dibutuhkan adalah asimetrik (kecepatan kirim dan terima tidak sama besar, kecepatan downstream lebih besar dari kecepatan upstream), maka jenis perangkat xDSL yang dapat dipilih adalah: ADSL, ADSL Lite/G.Lite, dan VDSL.

Persyaratan Non-Teknis Sistem

a. Tidak dipersyaratkan sistem catuan remote power untuk modem ROT.
b. Tidak dipersyaratkan adanya sistem repeater (penguat sinyal) untuk
modem ROT.

Persyaratan Teknis Sistem

a. Persyaratan jenis line coding sistem xDSL:
• ADSL : DMT 1,1 MHz 256 subchannel (ITU-T G.992.1)
• ADSL Lite/G.Lite : DMT (ITU-T G.992.2)
• SDSL : 2B1Q (ETSI DTR/TM 3002)
• HDSL 2P : 2B1Q
• G.SHDSL : 2B1Q atau TC-PAM (ITU-T G.992.1)
• IDSL : 2B1Q
b. Persyaratan kecepatan akses data:
• ADSL
o Downtream : 8 Mbps atau 8,192 Mbps.
o Upstream : 1 Mbps atau 1,024 Mbps.
• G.Lite
o Downtream : 1,5 Mbps atau 1,536 Mbps.
o Upstream : 512 Kbps.
• SDSL
o Downtream : 2,3 Mbps atau 2,048 Mbps.
o Upstream : 2,3 Mbps atau 2,048 Mbps.
• G.SHDSL (1 pair)
o Downtream : 2 Mbps atau 2,048 Mbps.
o Upstream : 2 Mbps atau 2,048 Mbps.
• G.SHDSL (2 pair)
o Downtream : 4 Mbps atau 4,624 Mbps.
o Upstream : 4 Mbps atau 4,624 Mbps.

IDSL
o Downtream : 144 Kbps.
o Upstream : 144 Kbps.
• VDSL (asimetrik)
o Downtream : 13 Mbps dan 53 Mbps.
o Upstream : 1,5 Mbps dan 2 Mbps.
• VDSL (simetrik)
o Downtream : 26 Mbps.
o Upstream : 26 Mbps.

  • Perangkat xDSL mempunyai kemampuan fungsi bridge, routing dan VPN.
  • Perangkat xDSL harus dapat memberikan nilai BER data digital minimum sepuluh pangkat minus tujuh image
    e. Perangkat ADSL dan ADSL Lite/G.Lite dilengkapi dengan POTS Splitter pada sisi DSLAM (modem COT) dan modem ROT. Perangkat SDSL, S.HDSL, G.SHDSL standar tidak mempunyai interface POTS.
  • POTS Splitter dapat menyatu dalam modem ROT atau terpisah dalam perangkat yang berbeda. POTS splitter harus berupa perangkat pasif, tidak memakai sistem catu daya. Apabila catu daya DSLAM dan modem ROT putus/mati, sistem POTS harus dapat tetap bekerja.

Persyaratan Interface

a. Interface antara modem COT dan ROT:
Jenis konektor : RJ11 atau RJ45.
b. Interface DSLAM:
• POTS : propitery atau LSA PLUS.
• Data digital :
o IP/Ethernet : 10/100 Base T mengacu ke standar IEEE 802.3.
o ATM : STM-1 mengacu kepada standar TELKOM dan ITU-T
G.707, G.708 dan G.709 yang beroperasi pada kabel serat optik
SMF.
o E3.
c. Interface modem COT (stand alone/back-to-back) :
• POTS : RJ-11.
• Data digital : Ethernet 10 Base T mengacu ke standar IEEE 802.3.
d. Interface modem ROT :
• POTS : RJ-11.
• Data digital :
o ADSL/ADSL Lite :
IP/Ethernet : 10 Base T mengacu ke standar IEEE 802.3.
USB : USB 1.0 atau USB 2.0 minimum 4 Mbps.
ATM : ATMF 25 dengan bit rate 25,6 Mbps dengan konektor
RJ45.
o SDSL :
IP/Ethernet : 10 Base T mengacu ke standar IEEE 802.3.
o HDSL/S.HDSL :
E1/G.703, V.35, X.21.

Persyaratan Instalasi

a. Jika terdapat perangkat G.SHDSL versi outdoor (DSLAM yang tidak dipasang di ruang STO tetapi di RK) harus dilengkapi dengan cabinet versi outdoor dan dilengkapi dengan sistem pendingin dan backup batteray untuk perangkat aktif pada DSLAM.
b. DSLAM yang dipasang pada ruang MDF harus dilengkapi dengan sistem pendingin perangkat yang memadai.
c. Penempatan DSLAM diupayakan sedekat mungkin dengan perangkat transport (router, ATM Switch) untuk kemudahan kepentingan OMAP.
d. Jenis kabel yang digunakan untuk menghubungkan modem ROT dengan terminal pelanggan adalah UTP/STP CAT5 atau kategori yang lebih tinggi. Kabel mengacu kepada standar TELKOM dan ISO 8877. Panjang kabel maksimum adalah 100 meter.

Persyaratan Jarlokat

  • Modem xDSL harus masih dapat bekerja optimal pada kecepatan akses yang dipersyaratkan untuk kondisi redaman kabel jarlokat tertentu.

image

  • Sistem xDSL harus dapat bekerja normal meski terjadi pembalikan urat kabel jarlokat (a ke b atau b ke a).
  • Pada satu sistem xDSL tidak diperbolehkan menempatkan perangkat aktif dan pasif diantara COT dengan ROT, seperti perangkat penguat sinyal (repeater), pengganda saluran, loading coil, dan lain-lain.
  • Tidak ada loading coil pada jarlokat.
  • Tidak ada bridge tap pada jarlokat.
  • Sistem xDSL dengan xDSL lainnya tidak boleh dipasang pada jarlokat dalam 1 quad kabel, penggunaan kabel harus berbeda quad.
  • Sistem xDSL tidak boleh dipasang dalam quad yang sama dengan
    sistem non-POTS (ISDN, pairgain).

Standar Sistem ADSL

Beberapa point standar sistem ADSL yang dapat disampaikan antara lain:
Persyaratan Jaringan
a. Persyaratan fisik JARLOKAT untuk ADSL adalah menggunakan 1 (satu) pair kabel tembaga.
b. Tidak direkomendasikan pemasangan loading coil sebagai penguat sinyal.
c. Tidak direkomendasikan sistem jaringan bridge tap.
Persyaratan Parameter Elektris Kabel untuk Sistem ADSL
a. Kontinuitas
b. Tahanan isolasi (Rab, Rat, Rbt) : ≥ 10 MΩ pada tegangan ≤ 90 Vdc
c. Resistance unbalance/difference : ≤ 4% (antara urat a dan b)
d. Longitudinal balance : ≥ 50 dB
e. Redaman kabel untuk ADSL 2 Mbps : ≤ 35 dB (pada frekuensi 300 kHz)
f. Redaman kabel untuk ADSL 4 Mbps : ≤ 30 dB (pada frekuensi 300 kHz)
g. Redaman kabel untuk ADSL 6 Mbps : ≤ 25 dB (pada frekuensi 300 kHz)
h. Tahanan loop untuk ADSL 2 Mbps : ≤ 654 Ω
i. Tahanan loop untuk ADSL 4 Mbps : ≤ 561 Ω
j. Tahanan loop untuk ADSL 6 Mbps : ≤ 467 Ω
k. S/N untuk ADSL 2 Mbps : ≥ 28 dB
l. S/N untuk ADSL 4 Mbps : ≥ 33 dB
m. S/N untuk ADSL 6 Mbps : ≥ 38 dB
n. Impedansi untuk semua sistem ADSL : 60 – 160 Ω
Persyaratan Konfigurasi Sistem
a. ADSL dapat menyalurkan POTS dan data digital secara bersamaan
tanpa saling mengganggu satu dengan lainnya.
b. Sistem POTS masih dapat berjalan walaupun sistem ADSL mengalami
gangguan (tidak sinkron atau mati).
c. Sistem POTS harus memakai POTS splitter atau micro filter pada
modem COT (DSLAM) maupun modem pelanggan (ROT).
d. Konfigurasi perangkat dapat stand alone (back-to-back) maupun
DSLAM.
e. Antarmuka DSLAM ke jaringan data dapat berupa Ethernet 10/100 Base-
T, STM-1 ATM, nxE1 IMA, E3 ATM UNI 3.1 sebesar 34 Mbps.
f. Antar muka stand alone : Ethernet 10 Base-T.
g. Jenis line coding : DMT
h. Rate adaptive.
i. Kecepatan downstream mulai dari 64 kbps sampai dengan 8 Mbps.
j. Kecepatan upstream mulai dari 64 kbps sampai dengan 1 Mbps.
k. Dapat memberikan nilai BER : ≥ 10-7 (dibaca sepuluh pangkat minus tujuh)

l. Tidak direkomendasikan sistem catu daya remote power (distributed) melalui jaringan kabel untuk perangkat CPE ADSL.
m. ADSL dapat difungsikan sebagai perangkat bridge atau router.
n. ADSL harus mempunyai sistem manajemen sistem minimal melalui console atau craft terminal untuk model stand alone.

Persyaratan Kondisi Lingkungan

a. Harus dilengkapi dengan sistem pengaman terhadap tegangan asing
dan arus asing.
b. Dapat bekerja normal pada suhu ruang/lingkungan 10° C hingga 50° C
dan kelembaban 20 % hingga 95 %.

Standar Sistem G.Lite

Beberapa point standar sistem G.Lite yang dapat disampaikan antara lain:
Persyaratan Jaringan
a. Persyaratan fisik JARLOKAT untuk G.Lite adalah menggunakan 1 (satu)
pair kabel tembaga.
b. Tidak direkomendasikan pemasangan loading coil sebagai penguat
sinyal.
c. Tidak direkomendasikan sistem jaringan bridge tap.
12.2. Persyaratan Parameter Elektris Kabel untuk Sistem G.Lite
a. Kontinuitas
b. Tahanan isolasi (Rab, Rat, Rbt) : ≥ 10 MΩ pada tegangan ≤ 90 Vdc
c. Resistance unbalance/difference : ≤ 4% (antara urat a dan b)
d. Longitudinal balance : ≥ 50 dB
e. Redaman kabel : ≤ 60 dB (pada frekuensi 300 kHz)
f. Tahanan loop : ≤ 1181 Ω
g. S/N : ≥ 30 dB
h. Impedansi : 60 – 160 Ω.
Persyaratan Konfigurasi Sistem
a. G.Lite dapat menyalurkan POTS dan data digital secara bersamaan tanpa saling mengganggu satu dengan lainnya.
b. Sistem POTS masih dapat berjalan walaupun sistem G.Lite mengalami gangguan (tidak sinkron atau mati).
c. Sistem POTS tidak perlu memakai POTS splitter atau micro filter pada modem COT (DSLAM) maupun modem pelanggan (ROT). G.Lite disebut juga spliterless ADSL atau ADSL tanpa splitter.
d. Konfigurasi perangkat dapat stand alone (back-to-back) maupun DSLAM.
e. Antarmuka DSLAM ke jaringan data dapat berupa Ethernet 10/100 Base-T, STM-1 ATM, nxE1 IMA, E3 ATM UNI 3.1 sebesar 34 Mbps.
f. Antar muka stand alone : Ethernet 10 Base-T.
g. Jenis line coding : DMT
h. Rate adaptive.
i. Kecepatan downstream mulai dari 64 kbps sampai dengan 1,5 Mbps.

j. Kecepatan upstream mulai dari 64 kbps sampai dengan 512 kbps.
k. Dapat memberikan nilai BER : ≥ 10-7.
l. Tidak direkomendasikan sistem catu daya remote power (distributed) melalui jaringan kabel untuk perangkat CPE G.Lite.
m. G.Lite dapat difungsikan sebagai perangkat bridge atau router.
n. G.Lite harus mempunyai sistem manajemen sistem minimal melalui console atau craft terminal untuk model stand alone.
Persyaratan Kondisi Lingkungan
a. Harus dilengkapi dengan sistem pengaman terhadap tegangan asing dan arus asing.
b. Dapat bekerja normal pada suhu ruang/lingkungan 10° C hingga 50° C dan kelembaban 20 % hingga 95 %.

Bersambung ke Versi 02……