Beranda » Berbagai macam ANTENA Transmisi Radio » Berbagai macam ANTENA Transmisi Radio

Berbagai macam ANTENA Transmisi Radio

Antena

Jenis antena yang akan dipasang harus sesuai dengan sistem yang akan kita bangun, juga disesuaikan dengan kebutuhan penyebaran
sinyalnya. Ada dua jenis antena secara umum :
1. Directional
2. Omni Directional

Antena Directional

Antena jenis ini merupakan jenis antena dengan narrow beamwidth, yaitu punya sudut pemancaran yang kecil dengan daya lebih terarah, jaraknya jauh dan tidak bisa menjangkau area yang luas, contohnya : antena Yagi, Panel, Sektoral dan antena Parabolik 802.11b yang dipakai sebagai Station atau Master bisa menggunakan jenis antena ini di kedua titik, baik untuk Point to Point atau Point to Multipoint.

Antena Omni-Directional

Antena ini mempunyai sudut pancaran yang besar (wide beamwidth) yaitu 3600; dengan daya lebih meluas, jarak yang lebih pendek tetapi dapat melayani area yang luas Omni antena tidak dianjurkan pemakaian-nya,
karena sifatnya yang terlalu luas se-hingga ada kemungkinan mengumpulkan sinyal lain yang akan menyebabkan inter-ferensi.

Type Antena

Antena Yagi
– Sangat cocok untuk jarak pendek
– Gain-nya rendah biasanya antara 7 sampai 15 dBi

image

image

Antena Parabolik

– Dipakai untuk jarak menengah atau jarak jauh
– Gain-nya bisa antara 18 sampai 28 dBi

image

Pola radiasi dari antena Parabolikimage

image

Antena Sektoral

– Pada dasarnya adalah antena directional, hanya bisa diatur antara 450 sampai 1800 derajat
– Gain-nya antara 10 sampai 19 dBi

image

Pola radiasi dari antena Sektoralimage

image

image

Antena Omni

– Dipakai oleh radio base untuk daerah pelayanan yang luas
– Gain-nya antara 3 sampai 10 dBi

image

Pola radiasi dari antena Omniimage

Pola Radiasi Antena

Parameter umum :
main lobe (boresight)
half-power beamwidth (HPBW)
front-back ratio (F/B)
pattern nulls
Biasanya, diukur pada dua keadaan :
– Vector electric field yang mengacu pada E-field
– Vector magnetic field yang mengacu pada H-field

Polarisasi
Polarisasi antena relatif terhadap E-field dari antena.
Jika E-field-nya horisontal, maka antenanya Horizontally Polarized.
Jika E-field vertikal, maka antenanya Vertically Polarized.
Polarisasi apapun yang dipilih, antena pada satu jaringan RF harus memiliki polarisasi yang sama.

Polarisasi dapat dimanfaatkan untuk :
– Meningkatkan isolasi dari sinyal yang tidak diinginkan (Cross Polarization Discrimination (x-pol) biasanya sekitar 25 dB)
– Mengurangi interferensi
– Membantu menentukan satu daerah pelayanan tertentu.

Impedansi Antena

Impedansi yang cocok akan menghasilkan pemindahan daya yang maksimum. Antena juga berfungsi sebagai matching load-nya transmitter
(50 Ohms)

Voltage Standing Wave Ratio (VSWR) adalah satuan yang menunjukan sampai dimana antena sesuai (match) dengan jalur transmisi yang dikirimnya.

VSWR adalah rasio dari tegangan yang keluar dari antena dengan tegangan pantulan. Kesesuaian didapatkan jika nilai VSWR menjadi sekecil mungkin, nilai 1,5:1 pada pita frekwensi yang dipakai merupakan batasan maksimum.

Return Loss

Return Loss berhubungan dengan VSWR, yaitu mengukur daya dari sinyal yang dipantulkan oleh antena dengan daya yang dikirim ke antena.
Semakin besar nilainya (dalam satuan dB), semakin baik. Angka 13.9dB sama dengan VSWR 1,5:1. Return Loss 20dB adalah nilai yang cukup bagus, dan setara dengan VSWR of 1,2:1

Tabel perbandingan VSWR dengan kehilangan daya.

image

Kabel Transmisi Radio

Pemilihan jenis kabel harus disesuaikan dengan panjang kabel yang akan dipakai. Semakin panjang jarak yang ditempuh, kwalitas kabel harus semakin baik.
Redaman akan menunjukan penurunan daya sinyal yang merambat di kabel, biasanya dihitung dalam bentuk redaman dalam dB untuk setiap 100 feet.

image

image

image

Penangkal Petir

Untuk menghindari sambaran petir, kita harus menggunakan penangkal petir.
Untuk proteksi yang maksimum, ground harus disambung ke dekat bangunan, maksimal 2 feet. Jangan menggunakan pipa gas atau pipa air sebagai ground, dan periksa tahanan listrik ground-nya.

image

Perhitungan Link Budget

Untuk membuat satu sambungan tanpa kabel yang baik, kita harus memenuhi ketentuan yang hasilnya didapat dari perhitungan Link Budget.
Dengan melakukan perhitungan ini, kita mendapat gambaran berapa besar path loss yang kita dapatkan, sehingga akhirnya dapat menentukan kwalitas dari jalurnya. WaveRider Link Path Analysis Tool (LPA Tool) adalah program Excel yang sangat mudah dijalankan, untuk menghitung semua
parameternya.

image

–Received Signal Level– (dBm) = Tx Output (dBm) – Path
–Loss(dB) – Field Factor (dB) + Total Antenna Gains (dB) – Total
–Cable Losses (dB) – Total Connector Losses (dB)

Fade Margin

• Satuan yang  menunjukan perbedaan antara Receive Signal Level (RSL) dan Rx Threshold atau referensi lainnya
• Untuk jarak kurang dari 16 km, Fade Margin minimum yang dianjurkan adalah 10dB

image

image

image

image

image

(Bersambung ke level berikutnya)


Tinggalkan komentar