Beranda » TECHNOLOGI KBL TEMBAGA » Jaringan Access Berwawasan Lingkungan, Untuk Mencegah Visual Vollution (Bagian-1)

Jaringan Access Berwawasan Lingkungan, Untuk Mencegah Visual Vollution (Bagian-1)

B A B I

PENDAHULUAN

 

 

1.1. Latar belakang

Perkembangan arsitektur jaringan kabel telepon merupakan hal yang sangat kompleks dan menarik. Ada beberapa hal yang menjadi kata kunci dalam pembahasan ini antara lain pengendalian. Pengendalian adalah suatu perencanaan yang mempunyai substansi peningkatan mutu, upaya antisipatif dalam kaitan dengan upaya yang menyeluruh dan mempunyai jangkauan pengendalian jangka panjang untuk mendukung perkembangan kota.

Pertumbuhan jaringan telepon mempunyai dimensi yang sangat luas, kompleks, menyeluruh dan merupakan proses yang berkesinambungan. Perkembangan jaringan telepon sebagai suatu proses dapat digolongkan menjadi dua yaitu proses formal (planning and design) dan proses non-formal (incremental) spontan. Proses formal menghasilkan nilai yang lebih standar dan permanent, sedang proses spontan menghasilkan nilai yang sifatnya tidak permanen dan berjangka pendek.

Permasalahan instalasi jaringan telepon yang menonjol saat ini di kota Kupang adalah adanya penerapan instalasi kabel semi permanent, yaitu kabel-kabel beserta kelengkapannya, terinstalasi tidak beraturan memenuhi ruang udara dan lahan di atas permukaan tanah. Hal ini dapat dilihat secara langsung di sepanjang jalan-jalan, baik di kawasan pusat kota maupun yang berada di kawasan pemukiman di pinggiran kota. Jaringan akses tembaga berupa kabel udara panjang total 83.500 meter, kabel tanah tanam tanam langsung 173.256 meter, saluran penanggal 1.936.350 meter, dan tiang telepon 8.732 batang.

Ketidaberaturan jaringan akses telekomunikasi tersebut meliputi konstruksi jaringan yang melintasi (jalan, pepohonan, bangunan), ketinggian jaringan kabel yang tidak sejajar, tiang-tiang penanggal jaringan ada yang miring, kembar, bahkan ada yang berdempetan dengan tiang listrik dan utilitas kota lainnya, sehingga memberi kesan lahan menjadi sesak dan keindahan (estetika) kota menjadi terganggu.

Permasalahan lainnya adalah adanya ekspansi jaringan kabel telepon dengan menggunakan kabel tanah tanam langsung (sistem permanen) dilakukan setiap tahun yang mengakibatkan kerusakan berbagai utilitas kota seperti pembongkaran trotoar, pemotongan (crossing) jalan, pengrusakan permukaan aspal, pengrusakan tanggul parit, sungai, deukker, pengrusakan akar pohon pelindung, pemangkasan dahan atau penebangan pohon pelindung untuk mencari jalur tembus pandang, bagi jaringan akses radio Wire Local Loop (WLL). Aktifitas-aktifitas pembangunan jaringan telepon yang dilakukan berulangkali tersebut di atas, memberi dampak terjadinya pencemaran dan pengrusakan lingkungan seperti : polusi udara akibat debu tanah bekas galian, parit-parit tersumbat tanah dan menurunnya kualitas utilitas kota seperti jalan, trotoar, parit , deker, dan taman kota akibat perbaikan kembali tidak sesuai lagi dengan konstruksi sebelumnya atau yang dipersyaratkan. Dampak lainnya adalah pemberososan sumberdaya, sehingga menimbulkan biaya (cost) yang tinggi baik di pihak TELKOM sendiri maupun Instansi yang terkait lainnya.

Untuk meminimalkan permasalahan tersebut diatas diperlukan suatu improvement desain konstruksi instalasi jaringan akses telepon yang berwawasan lingkungan dan dapat menunjang estetika kota. Desain ini ke depannya dirancang sedemikian rupa untuk mengurangi dampak pengrusakan lingkungan dan utilitas kota secara terus menerus, sehingga di samping dapat meminimalkan biaya pembangunan, juga dapat mengamankan jaringan dari kerusakan yang diakibatkan aktifitas-aktifitas pembangunan lainnya. Jaringan kabel telepon eksisting yang terlanjur merusak estetika kota diupayakan untuk merehabilitasi sesuai dengan hasil improvement desain jaringan kabel telepon yang berwawasan lingkungan.

1.2. Perumusan Masalah

Sebagaimana permasalahan di atas, penelitian ini dilaksanakan dengan mengacu pada perumusan masalah sebagai berikut :

1.2.1. Apakah kondisi jaringan akses telekomunikasi eksisting di Kota Kupang sudah berwawasan lingkungan?

1.2.2. Bagaimana bentuk desain jaringan akses telepon yang berwawasan lingkungan dan berestetika di Kota Kupang?.

1.3. Tujuan dan Manfaat

1.3.1. Tujuan

1.3.1.1. Untuk menjelaskan kondisi yang terjadi pada jaringan akses telekomunikasi eksisting saat ini bila dikaitkan dengan dampak terhadap kerusakan lingkungan.

1.3.1.2. Menggali dan menemukan bentuk desain jaringan kabel telepon yang berwawasan lingkungan dan berestetika.

1.3.2. Manfaat

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah :

1.3.2.1. Dapat digunakan sebagai masukan bagi pengambil kebijakan untuk membuat desain jaringan kabel telepon yang lebih spesifik, berwawasan lingkungan dan menunjang estetika kota.

1.3.2.2. Bermanfaat untuk pengembangan desain lebih lanjut, baik bagi pihak TELKOM maupun Instansi Pemerintah yang terkait dengan tata kota.


Tinggalkan komentar