Beranda » 2009 (Laman 2)
Yearly Archives: 2009
Standardisasi Parameter Berbagai Layanan Telekomunikasi Broadband Access yang Menggunakan Kabel Tembaga dan Fiber Optic (Versi 02)
Standar Sistem SDSL
Definisi Sistem SDSL
-
SDSL adalah teknologi pada jaringan lokal akses tembaga yang digunakan untuk mentransmisikan data secara digital dengan mode simetris sampai dengan 2 Mbit/s atau mentransmisikan data digital dengan kecepatan dengan menggunakan 1 atau 2 pair kabel ke saluran pelanggan.
-
SDSL merupakan perangkat aktif yang terdiri atas perangkat LTU yang ditempatkan di sisi Central Office dan perangkat NTU yang ditempatkan di sisi pelanggan.
-
Jaringan lokal akses tembaga (JARLOKAT) didefinisikan sebagai jaringan kabel tembaga yang menghubungkan sentral telepon atau pusat layanan dengan terminal pelanggan. Konfigurasi infrastruktur JARLOKAT TELKOM dimulai dari jaringan kabel primer, sekunder, saluran penanggal dan instalasi kabel dalam rumah/gedung.
Gambaran Sistem
a. Secara fisik perangkat SDSL dapat berupa model stand alone atau model rak. Pada model stand alone, masing-masing perangkat LTU berdiri sendiri, Bentuk fisik untuk NTU ada juga yang berupa card seperti PCI card untuk komputer langsung. Sedang pada model rak perangkat LTU berupa beberapa card atau module dalam suatu rak tertentu. Jenis yang akan dipasang disesuaikan dengan kebutuhan sambungan layanan.
b. JARLOKAT yang digunakan untuk SDSL adalah jaringan kabel telepon yang telah ada dengan persyaratan fisik dan elektrik yang ditetapkan.
c. Persyaratan fisik JARLOKAT untuk SDSL adalah:
• Satu sistem SDSL (mulai dari LTU sampai NTU) memakai satu pair kabel tembaga.
• Memasang suatu perangkat aktif, seperti pengganda saluran, penguat sinyal di antara perangkat LTU dan NTU tergantung kegunaannya dilapangan.
Tidak direkomendasikan penggunaan loading coil dan sistem saluran bridge tap.
• Disarankan untuk menggunakan diameter kabel tembaga yang homogen dengan diameter > 0.6 mm.
Layanan
Sistem SDSL dapat memberikan layanan-layanan data seperti :
a. Teleponi melalui data digital
b. Internet kecepatan 10 Mbps.
c. Internet kecepatan 100 Mbps (Fast Internet).
d. Audio-conference, video-conference.
e. Multimedia interaktif (Video on Demand, Music on Demand, Karaoke on Demand).
f. Tele-education, tele-shopping, tele-medical.
g. Remote LAN access.
13.3. Persyaratan Teknis
13.3.1. Konfigurasi Jaringan
Adapun konfigurasi jaringan menggunakan modem SDSL digambarkan sebagai berikut:
Konfigurasi stand alone atau back to back mempunyai hubungan pointto- point dan konfigurasi sistem rack mempunyai hubungan point-tomultipoint.
b. LTU adalah unit transmisi SDSL yang diletakkan pada sisi sentral.
c. NTU adalah unit transmisi SDSL yang diletakkan pada pelanggan.
d. Media fisik jaringan berupa kabel tembaga (twisted pair atau multipair).
Persyaratan Parameter Elektris Kabel untuk Sistem SDSL
a. Kontinuitas
b. Tahanan isolasi (Rab, Rat, Rbt) : ≥ 10 MΩ pada tegangan ≤ 90 Vdc
c. Resistance unbalance/difference : ≤ 4% (antara urat a dan b)
d. Longitudinal balance : ≥ 50 dB
e. Redaman kabel untuk SDSL 2 Mbps : ≤ 22 dB (pada frekuensi 150 kHz)
f. Tahanan loop : ≤ 560 Ω
g. S/N : ≥ 23,1 dB
h. Impedansi : 80 – 170 Ω
13.7. Persyaratan Kondisi Lingkungan
a. Harus dilengkapi dengan sistem pengaman terhadap tegangan asing dan arus asing.
b. Dapat bekerja normal pada suhu ruang/lingkungan 10° C hingga 50° C dan kelembaban 20 % hingga 95 %.
Setting Modem xDSL (COT, ROT, dan DSLAM)
Setting secara Umum
Inisialisasi perangkat bertujuan sebagai prosedur operasi menghidupkan dan mematikan sistem/perangkat. Peralatan yang dibutuhkan adalah buku/CD manual, sesuai dengan produk dari masing-masing vendor.
Langkah umum:
a. Periksa dan baca petunjuk buku manual.
b. Menghubungkan perangkat dengan sistem catuan daya. Perhatikan jenis catu daya yang dibutuhkan (AC/DC) dan besarnya tegangan catuan.
c. Menghidupkan perangkat:
• Sistem dihidupkan; pada posisi ‘on’.
• Mengamati inisialisasi awal proses (booting dan self test).
d. Log in user. Umumnya dibutuhkan password untuk dapat mengakses menu yang disediakan dalam rangka pengoperasian perangkat.
e. Mematikan perangkat. Sesuai dengan prosedur mematikan perangkat yang spesifik. Tidak diperkenankan mematikan perangkat pada saat sedang berjalan suatu proses seperti inisialisasi, booting, atau proses saving. Untuk keamanan perangkat, hubungan ke catu daya sebaiknya diputuskan atau dilepas.
f. Pada jenis perangkat tertentu terdapat fasilitas reset, untuk menghapus data yang tersimpan ataupun memutuskan suatu proses yang mengalami error.
Prosedur menghidupkan dan mematikan suatu perangkat pada umumnya sama, akan tetapi demi keamanan perangkat dan operator, sangat dianjurkan
untuk memeriksa buku manual terlebih dulu.
Dasar Pengoperasian DSLAM
Semua setting akan melalui NMS atau console (jika tidak ada NMS):
a. Koneksi ke vertikal MDF dari DSLAM (koneksi fisik kabel).
b. NMS berbasis GUI (Grafical User Interface).
c. Penamaan DSLAM.
d. Penempatan slot/card module masing-masing xDSL, POTS splitter, console, catu daya.
e. Setting IP address modem COT, ROT, terminal pelanggan.
f. Setting hubungan COT dengan ROT (bridge/routing, PVC/VCI/VPI, QoS).
g. Setting kec.akses (downstream & upstream).
h. Setting parameter xDSL biasanya dibuat dalam suatu profile. Modelnya tergantung produk vendor. Contoh :
i. Profile1. downstream, 512, interleaved
j. Profile 2. upstream, 64, fast Setting crossconnect antar DSLAM Hal yang perlu diperhatikan pada saat setting xDSL model DSLAM:
a. Setting parameter xDSL DSLAM menggunakan NMS produk yang bersangkutan.
b. Modem pelanggan perlu diberi nama untuk memudahkan identifikasi setiap modem.
Hal yang perlu diperhatikan pada inisialisasi perangkat model DSLAM:
a. Karena pada umumnya catu daya DSLAM menggunakan catuan –48 Vdc, perlu diperhatikan kestabilan tegangan dari perangkat rectifier dan batas toleransi catu daya perangkat DSLAM.
b. Pada saat menghidupkan perangkat DSLAM, biasanya terdapat beberapa langkah proses inisialisasi komponen DSLAM dan card module secara otomatis sebelum DSLAM dalam kondisi siap dioperasikan.
Aspek Security Pada Jaringan xDSL
DSL Forum sebagai organisasi dunia yang menangani xDSL merekomendasikan penggunaan PPP over ATM sebagai protokol yang cukup aman dalam sistem transport jaringan xDSL. Protokol ini memanfaatkan kelebihan teknologi ATM yang membagi saluran-saluran pengguna dalam bentuk pipa-pipa virtual yang dikenal dengan virtual path dan virtual channel. Logika pembentukan pipa vitual tersebut dapat dilihat dari struktur frame data ATM yang dikenal dengan cell . Ukuran cell ATM konstan sebesar 53 byte yang
terdiri dari 48 byte payload atau informasi yang dibawa dan 5 byte “header”. Pada “header” terdapat informasi virtual channel dan virtual path yang bersifat unik. Masing-masing pipa virtual terisolasi dan tidak bisa “menginduksi” antara satu dengan yang lain. Dengan demikian maka di sisi jaringan akses xDSL akan aman dari kemungkinan penyusupan. Selain menawarkan mekanisme koneksi yang terjamin (connection oriented), ATM mempunyai security yang baik namun ada harga yang mesti dibayarkan utuk kelebihan tsb. PPP over ATM telah digunakan oleh banyak penyedia jaringan xDSL untuk menghubungkan terminal pelanggan hingga ke Service Selection Gateway (SSG) atau Broadband RAS yaitu perangkat yang menghubungkan antara jaringan xDSL dengan router gateway di ISP dengan menggunakan teknik tunneling. Broadband RAS memungkinkan suatu pelanggan memilih ISP nya sendiri karena Broadband RAS mengakomodasi koneksi multiple service provider.
Keamanan Jaringan Data
Ada beberapa bentuk ke-usil-an pengguna yang terjadi saat ini misalnya :
1. Carder atau pembobol kartu kredit pada situs-situs E-commerce.
2. Pembobolan password baik pada situs maupun sistem on-line lainnya.
3. Pencurian informasi penting dari server suatu perusahaan.
4. Membuat data corrupt atau merusak data yang tersimpan dalam suatu server sehingga tidak dapat diakses.
5. Melumpuhkan aplikasi dalam suatu server sehingga aplikasi tidak bisa berfungsi sebagaimana mestinya.
Beberapa contoh di atas merupakan ke-usil-an yang cukup serius bila dibandingkan bentuk-bentuk yang lain yang terkesan “guyonan” seperti merubah isi/informasi yang ada pada situs seperti yang terjadi pada situs KPUbaru-baru ini, mengirim ribuan e-mail dengan isi yang sama, dll. Ke-usil-an tersebut berawal dari pemanfaatan networking (baca: public networking) dimana pengguna terhubung antara satu dengan yang lain termasuk dengan sumber layanan / server. Tidak mungkin pengguna stand alone bisa mengganggu pengguna stand alone yang lain karena mereka tidak saling berhubungan. Networking memberikan berbagai keuntungan seperti pemanfaatan suatu perangkat secara bersama, namun juga menyisakan kelemahan seperti yang diuraikan di atas. Untuk menutupi kelemahan tersebut diperlukan solusi sistem keamanan yang dapat memaksimalkan keuntungan dari penggunaan sistem jaringan komputer seperti :
1. Autentikasi user
Merupakan cara untuk membedakan antara pengguna dan penyusup. Media yang digunakan id
card, biometric, password , dll.
2. Access control
Mengatur kemampuan akses pengguna dalam suatu jaringan, komputer, server atau aplikasi. Sistem access control pada jaringan data umumnya menggunakan firewall dan domain controller yang secara tersentralisir dapat memberikan ijin atau melarang pengguna untuk melakukan akses ke jaringan .
3. Enkripsi
Enkripsi menjamin data yang dikirim tidak bisa dibaca oleh user lain selama kode enkripsinya tidak terpecahkan. Tingkat perlindungan dengan menggunakan enkripsi tergantung dari tingkat kerumitan algoritma enkripsi.
4. Manajemen security
Pengelolaan sistem keamanan juga harus menyentuh pada fisik perangkat , penempatan perangkat, prosedur penggunaan, dll.
Dalam suatu jaringan yang relatif besar mungkin menerapkan beberapa atau keseluruhan elemen tersebut.
Strategi implementasi yang paling baik ditentukan oleh pertimbangan seberapa besar resiko yang akan ditanggung, dan seberapa besar biaya yang harus dikeluarkan.
Bersambung ke Versi 03……….
Sumber : Knowledge TELKOM 2007
Standardisasi Frequensi Radio Telekomunikasi
Schematic Karakteristik Propogasi Radio Telekomunikasi
Fading
“Fading merupakan gejala yang dirasakan oleh penerima akibat adanya fluktuasi level
daya sinyal yang diterima oleh receiver”
Multipath Fading
Definisi
“Fading yang terjadi karena terdapat objek antara pengirim dan penerima sehingga
gelombang yang sampai ke penerima berasal dari beberapa lintasan (multipath) dan
fluktuasi sinyal yang terjadi bersifat cepat (fast fading)”
Analisis
• Rician, jika sinyal yang dominan adalah sinyal yang bersifat Line Of Sight (direct path).
• Rayleigh, jika sinyal yang dominan adalah sinyal yang bersifat tidak langsung (indirect
path).
Shadowing
Definisi
“Fading yang terjadi karena adanya efek terhalangnya sinyal sampai ke penerima
akibat oleh gedung bertingkat, tembok, dll dan fluktuasi sinyal yang terjadi
bersifat lambat (slow fading)”
Analisis
# menggunakan distribusi log normal
FADING
Model OKUMURA HATTA
MODEL COST 231/WALFISCH-IKEGAMI
Bersambung ke level berikutnya
Standardisasi Teknologi Mobile NMT 450, TACS, NMT900, TDMA, PDC, PCS1900, AMPS, GSM, CDMA
Evolusi STANDARDISASI
Standardisasi Radio Access Network Telekomunikasi
ITU (International Telecommunications Union) mengatur standar payung 3G yang dikenal sebagai IMT-2000. Standar ini mengesahkan lima mode interface RF yang berbeda, dan dua tipe infrastruktur terrestrial utama yang dikenal sebagai Radio Access Network (RAN), hal ini dimaksudkan agar semua mode RF dapat bekerja dengan semua tipe RAN.
! Dua tipe utama dari RAN adalah UMTS/W-CDMA (menguasai Eropa dan Jepang) dan IS-2000 (sebelumnya CDMA2000, menguasai Amerika bagian utara). Keterbatasan spectrum RF adalah persoalan yang serius di Jepang dan Eropa, hal ini mendorong pesatnya perkembangan UMTS/W-CDMA dan diharapkan meraih 70% pelanggan 3G selular di seluruh dunia.